Gubernur Harap Wadah KKW Jadi Perekat Persaudaraan dan Mitra Pemerintah

Minggu,14 September 2025

Gubernur Harap Wadah KKW Jadi Perekat Persaudaraan dan Mitra Pemerintah

Merauke - Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo berharap wadah Kerukunan Keluarga Wajo (KKW) menjadi perekat persaudaraan dan mitra pemerintah 

Menurut dia, keberadaan KKW di Papua Selatan memiliki arti penting bagi pembangunan sosial. Ia berharap wadah ini dapat menjadi perekat persaudaraan dan mitra pemerintah dalam menciptakan stabilitas di masyarakat.

“Kami berharap KKW terus bersinergi dengan pemerintah, berkontribusi nyata bagi pembangunan, dan menjaga kedamaian di Bumi Anim Ha,”kata Gubernur Apolo disela-sela sambutannya saat menghadiri Pelantikan Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Wajo Provinsi Papua Selatan Periode 2025-2030.

Acara yang dirangkaikan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M ini berlangsung di Hotel Halogen Merauke pada Minggu (14/9/2025)

Masih dalam sambutan, Gubernur Apolo  menekankan pentingnya menempatkan hukum sebagai fondasi hidup bersama. Ia mengurai hukum Tuhan, hukum alam, hukum adat, hingga hukum positif negara harus dikelola seimbang agar tercipta ketertiban dan kedamaian.

“Hukum Tuhan dan hukum alam berlaku mutlak. Hukum adat lahir dari pengalaman komunitas, sementara hukum positif sering diperdebatkan dalam perumusannya. Ketiganya perlu diseimbangkan demi harmoni kehidupan,” ujar dia.

Ketua BPW KKW Papua Selatan terpilih, H. Muhammad Nur, mengatakan ada empat prioritas kerja lima tahun kedepan dalam organisasi yang dipimpin yakni memperkuat kegiatan sosial-keagamaan.

Selanjutnya, membangun ekonomi kerakyatan, menjaga keamanan, serta mempererat hubungan dengan pemerintah. 

“Kami akan memegang teguh siri’ na pacce sebagai dasar solidaritas dan kebersamaan,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris I Dewan Pengurus Pusat (DPP) KKW, Samsudin Asyagraf, menegaskan bahwa identitas orang Wajo di mana pun berada selalu terikat pada nilai luhur leluhur lempu (jujur), acca (cerdas), warani (berani), dan amaccang (bijak). 

“Di manapun orang Wajo menetap, mereka berbaur dengan masyarakat, membangun rumah dan fasilitas umum di tanah rantau, bukan hanya di kampung halaman,”tambah dia.

 

Biro Umum Setda Provinsi Papua Selatan

  • Tags:
  • 120 Tahun Masuknya Injil
  • 1447
  • 200 kupon
  • 2025–2029
  • 32
  • 5 Pilar Strategi Nasional Penurunan Stunting
  • 8 Aksi Konvergensi
  • AMDAL
  • APBD Pemprov
  • ASN

Share post :